Thứ Tư, 3 tháng 8, 2011

PAHLAWAN


(sebuah fiksi)

Setiap kali bulan Agustus menjelang, dada Kakek Sabar selalu dipenuhi perasaan yang meluap-luap.  Bulan kemerdekaan bangsa ini selalu saja sanggup membuat getar-getar kebanggaan dihatinya.

Ya … kakek Sabar adalah salah satu pelaku sejarah.  Beliau ikut berperan serta dalam merebut kemerdekaan bangsa ini.

Mungkin yang ada dalam fikiran anda adalah … dia adalah orang yang dengan gagah berani mengangkat bambu runcing melawan penjajah.  Boleh jadi cerita yang terajut didalam kepala anda adalah … ah pasti kakek Sabar ini dulunya adalah seorang pemuda gagah berani, berikat kepala merah putih, berjuang di garis depan … serta berteriak lantang … Merdekaaaa !!!

Jika hal itu yang anda fikirkan … anda semua salah besar …

Kakek Sabar dulu tidak berjuang dengan cara seperti yang digambarkan dalam film-film dokumenter itu … tidak pula seperti cerita heroik di buku-buku biografi para pahlawan perebut kemerdekaan yang berperang melawan musuh …  Wajahnya pun sepertinya tidak akan pernah anda temui dalam dokumentasi wartawan perang di Arsip nasional.

Kakek Sabar dulunya hanyalah seorang petugas dapur umum … yang bertugas untuk memasak makanan membantu para Ibu-ibu dan remaja putri menyiapkan makanan di garis belakang …  Kakek Sabar dulunya adalah pemuda belia yang bekerja serabutan.  Ada banyak pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh para Ibu-ibu dan remaja putri tersebut.  Mengangkat air dari sumber air yang jauh … mencari daun pisang untuk membungkus makanan … mencari bahan-bahan makanan yang akan dimasak … membersihkan peralatan masak … mencari kayu bakar atau mempersiapkan tungku untuk memasak … Pendek kata seluruh pekerjaan kasar dia lakukan di dapur umum tersebut.

Peran Kakek Sabar ini tentu saja … sering kali luput dari pembicaraan orang.  Dan sudah barang tentu perannya ini sungguh kalah jauh pamornya dibandingkan dengan Pemuda-pemuda lain yang gagah berani maju berperang mengangkat senjata …  Jangan harap … peran kakek Sabar ini bisa ditulis besar-besar mentereng di buku-buku sejarah.

Namun …
Bagi anak-cucunya … Kakek Sabar ini adalah tetap seorang pahlawan yang membanggakan.  Pahlawan dengan caranya sendiri.  Cara yang dia bisa … yang dilakukannya dengan sepernuh hati tanpa mengharap balas jasa … tanpa mengharap bintang tersemat di dada

Seberapapun kecil peran itu … Kakek Sabar tetap mempunyai andil dalam merebut kemerdekaan bangsa ini.  Walaupun (sekali lagi) mungkin luput dari perhatian orang.

Saya yakin … di Indonesia ini ada banyak Kakek Sabar- Kakek Sabar yang lainnya. 

Untuk Kakek Sabar-Kakek Sabar yang lain … Terimalah salam hormat kami.

Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Blogger Bakti Pertiwi yang diselenggarakan oleh Trio Nia, Lidya, Abdul Cholik.

Pada kata Nia – dipasang link : http://alqoernia.blogspot.com/
Pada kata Lidya-dipasang link : http://www.fitrian.net/
Pada kata Abdul Cholik-dipasang link : http://abdulcholik.com/

Sponsored By :
http://www.kios108.com/
http://halobalita.fitrian.net/
http://topcardiotrainer.com/
http://littleostore.com/


Filed under: ARTIKEL
Link to full article

Không có nhận xét nào:

Đăng nhận xét